Asmiranda pulang kerja dgn berjalan kaki. Waktu itu jalanan cukup
sepi, sementara suara guruh sesekali terdengar. Awan nampak mendung
dilangit malam itu. Perempuan yg tingginya sekitar 170 cm, dgn badan
langsing, kakinya juga jenjang mempercepat jalannya.
Pukul 20:00 jalanan diluar rumah Asmiranda, sepi dari mobil yg lewat.
Penduduk kota sudah tahu akan ada badai besar malam itu. Kelima
bajingan yg berbadan kekar itu mengendap-endap memasuki pekarangan
rumah. Mereka mau membalas perempuan bertampang melankolis itu yg
memergoki mereka mencuri minuman keras tadi, dgn melaporkan kepada
security setempat. Mereka berencana berpesta memperkosa perempuan itu
habis-habisan sebagai balasannya.
“Sssstttt…..hati-hati jangan berisik…..ayo sini….” Bisik Morgan
sembari memberi aba-aba untuk segera maju bersembunyi dikebun rumah
Asmiranda yg penuh semak-semak.
Sementara itu Asmiranda tak mengetahui kalo dirinya diikuti oleh para
bajingan sedari sepulang kerja. Perempuan itu menyalakan kran air
mandi, lalu menuju kekamarnya. Asmiranda menyalakan lagu disco, sembari
melepaskan baju kerjanya.
Di kebun para bajingan sudah mulai mengendap- endap sembari menyusun
rencana untuk masuk ke dalem rumah. Edi dan Parkingson mendapat tugas
mengawasi jalanan, sedangkan Morgan membuka pintu depan, Johandy dan
Bertrand mencari jalan masuk lewat belakang. Pada waktu itu secara tak
sengaja Johandy melewati jendela kamar Asmiranda yg sedang membuka baju
kerjanya. Roknya berada diatas ranjang, sementara Asmiranda yg badannya
cuma terbungkus kemeja kerja dan celana dalem sembari berdisco membuka
kancing kemejanya. Johandy segera memanggil Bertrand untuk melihat
pemandangan itu. Mereka menelan ludah melihat Asmiranda yg meliuk-liuk
merangsang menari disco. Ukuran dadanya yg sekitar 36B terlihat jelas
belahannya sewaktu perempuan itu sudah melepas kemejanya.
“Wow, Johandy… lihat itu dadanya….aku ingin segera mencicipi
badannya….” Bisik Bertrand tanpa melepaskan padangan matanya menatap
badan Asmiranda yg hanya mengenakan baju dalem.
“He…he….he…sabar, Nard…nanti kita cicipi sama-sama, sampai pagi!” sahut Johandy yg makin bernapsu melihat hal itu.
Beberapa waktu kemudian Asmiranda beranjak menuju kekamar mandi.
Sementara itu Morgan yg berhasil membuka pintu depan segera memberi
aba-aba pada kawan-kawannya untuk masuk. Para bajingan itu sudah
memperhitungkan segalanya, mereka mengunci pintu dari dalem sehingga
nanti mereka bebas bertindak. Kabel telpon sudah mereka putus, perempuan
itu tinggal sendirian dan lagi badai yg akan datang sangat
menguntungkan rencana mereka. Dgn leluasa mereka masuk ke kamar
perempuan itu. Parkingson membuka kulkas, yg lain masuk ke kamar
Asmiranda. Edi memeriksa lemari pakaian Asmiranda.
“Heehh….lihat apa yg kutemukan!” sembari menunjukkan barang temuannya. Johandy segera menyahut celana dalem itu.
“Hmmmmm….mmmm…” Johandy mencium celana dalem.
“Ingat aku yg pertama bercinta dgnnya!” sahutnya sembari tersenyum
penuh arti. Para bajingan itu tak sabar membaygkan apa yg akan mereka
nikmati. Lalu mereka mengambil posisi untuk bersembunyi.
Asmiranda selesai mandi menuju keruang tengah. Badannya hanya
terbalut oleh baju dalem dan kemeja putih, duduk menikmati acara TV
kabel. Waktu itu pukul 20:30, perempuan itu sama sekali tak menaruh
curiga bahwa ada orang lain dalem rumahnya. Tiba-tiba dari arah belakang
salah seorang bajingan maju mendekap badannya. Asmiranda terkejut dan
segera berontak melepaskan diri.
“EVER BEEN GANG RAPED BABY? DON’T KNOW WHAT YOU BEEN MESSIN! YOU STILL REMEMBER US DON’T YOU……” ejek Edi.
Asmiranda segera mengenali wajah itu menjadi ketakutan sekali, ia tak
menygka kalo para bajingan itu benar-benar melaksanakan ancamannya.
Johandy maju menerkamnya tiba-tiba, perempuan itu menjerit ketakutan
sewaktu berhasil dipeluk. Ia meronta-ronta dan menendang Johandy. Tanpa
disadarinya tendangannya mengenai selangkangan Johandy membuatnya
meringis kesakitan dan melepaskan dekapannya. Asmiranda segera
melepaskan diri dan lari menuju pintu depan. Para bajingan segera
mengejarnya sembari menyorakinya. Dgn sekuat tenaga pintu depan itu
berusaha dibuka, namun usahanya sia-sia.
“Wooooo……woooooo……ha…ha…ha….ayo sayg, mau lari kemana kamu hah….ayo
sini…ha…ha….ha…” Ejek para bajingan yg mengejarnya dari belakang.
Asmiranda segera dikepung oleh para bajingan. Mereka menyoraki ketak
berdayaannya. Asmiranda didesak terus sampai merapat kedinding, Johandy
yg tadi meringis kesakitan mulai maju. Pada waktu perempuan itu hampir
putus asa, ia berhasil berkelit dari kepungan bajingan itu, lolos dan
lari menuju ke dapur, Asmiranda bermaksud lari lewat pintu belakang.
Para bajingan segera mengejarnya lagi. Nasib sial bagi Asmiranda, begitu
tangannya berhasil menyentuh gagang pintu, para bajingan berhasil
menangkapnya kembali. Rambut pirang Asmiranda yg panjangnya sebahu
terjambak, sehingga ia tak bisa berbuat apa-apa.
“Aaaahhhh….aammpun…aaah” pinta Asmiranda, sementara para bajingan tersenyum sinis memandangnya.
“Sayg…. Kami akan memberimu pengalaman yg tak akan kau lupakan! kau
tadi telah merusak acara pesta kami, sekarang kau harus membayarnya dgn
badanmu yg indah itu……ha…ha..ha…, oya kau juga akan menyesal telah
menendang punyaku, akan kujoblos kau sampai mampus! ” Johandy maju dari
kerumunan kawannya.
Asmiranda tak berdaya, rambutnya dijambak sementara tangannya dilipat
kebelakang. Dari dapur ia diseret menuju ruang tamu waktu itu pukul
20:45. Disana ia dikelilingi oleh kelima bajingan sembari
didorong-dorong.
“Sayg, kita akan berpesta dgnmu!” seru Edi tak sabar sembari mendorong ke arah Bertrand.
“Ha…..ha…ha…. kau tak akan bisa lolos kali ini….” Ejek Bertrand
sembari mendekap badan Asmiranda. Mereka berteriak-teriak membuat
Asmiranda makin ketakutan.
“Kemarikan dia Nard….HEY BABE, I BET MY COCK WOULD FEEL REAL GOOD
WARPED UP IN YOUR PUSSY!” seru Parkingson tak sabar, sembari
mempraktekkan gaya bercinta penuh napsu. Asmiranda didorong ke arah
Parkingson yg segera merangkul nya dari depan. Mulutnya segera mencari
dada perempuan itu, sementara pinggulnya bergerak maju mundur seakan
sedang bercinta dgnnya.
“Wooooo…. Wooooou…..FUCK YOU GIRL, FUCK YOU…..” Parkingson menggeraygi perempuan itu.
“Aaaahhhh…….aaam…punnn….aahhh…..jaa…aa ahhhh!!!” jerit Asmiranda ketakutan.
Tiba-tiba dgn satu sabetan, tangan salah satu bajingan merobek kemeja
putih Asmiranda, membuat perempuan itu terpelanting. Morgan segera
mendekap dari belakang. Sekarang badan Asmiranda hanya mengenakan BH dan
celana dalem saja, membuat mereka makin menjadi-jadi.
“Ah…aahh…aahh!” jerit Asmiranda sewaktu tangan Morgan yg mendekap
badannya dari belakang mulai menggeraygi pahanya yg putih mulus.
“Kita akan memberimu pengalaman yg tak terlupakan, manis…ha…ha…ha…” bisik Morgan.
Para bajingan lainnya ikutan beraksi. Tangan Edi meremas remas
payudara Asmiranda. Parkingson memburu kemaluan Asmiranda, sementara
Bertrand dan Johandy buka baju dan celana panjang mereka sembari tertawa
sinis. Badan para bajingan itu terlihat begitu kekar dan berotot.
“HEY, iket tangan nya aku yg pertama menyebadaninya!” Johandy memberi
aba-aba yg langsung disetujui kawan-kawannya. Perempuan itu
meronta-ronta di bopong kelima bajingan itu keruang tengah.
“Parkingson, Morgan, kau pegangi tangan dan kakinya, terlentangkan dia di meja ini” perintah Johandy.
Lonceng berdentang menunjukkan pukul 21:00. Disana Asmiranda
diterlentangkan di atas sebuah meja bundar. Masing-masing tangan dan
kakinya dipegangi erat-erat oleh para bajingan. Sinar lampu diatas meja
membuat perempuan itu silau, Asmiranda hanya bisa melihat badan-badan
kekar mengerubunginya dan tangan-tangan berotot meraba-raba dadanya,
wajah sinis dan suara tawa para bajingan mengejek ketak berdayaannya.
Lidah Johandy menelusuri lehernya yg jenjang. Asmiranda berontak
berusaha melepaskan diri, namun apa daya tenaga seorang perempuan
dibanding dgn lima laki-laki yg kesetanan. Parkingson dan Edi memegangi
kakinya, sementara tangan kanan dan kiri Asmiranda dipegangi erat-erat
oleh Morgan dan Bertrand. Johandy mencumbunya dgn kasar dan penuh napsu,
tangannya dgn liar meremas-remas payudara Asmiranda.
“I CAN SEE THE NIPPLES POKING AT HER BRA!” kata Johandy yg langsung disambut oleh tawa para bajingan.
“HEY, CUT THAT BRA OFF MAN. WHAT’S WRONG WITH YOU?” sahut Morgan sudah tak sabar lagi.
“Aaaah…..aaah….ooh…jangan…..aahkh!” jerit Asmiranda sewaktu dgn satu
hentakan kasar tangan Johandy merobek BH yg dikenakannya. Para bajingan
makin seru menyorakinya. Mulut Johandy segera melumat payudara Asmiranda
yg kenyal, sementara tangan kirinya masih meremas-remas payudara
sebelah kanan Asmiranda.
“Aaaaah….aaoooh…..ooooh…aahh …aaaahh…aaahhhhh….” desah Asmiranda
mengeliat-liat. Putingnya dijilati penuh napsu oleh lidah Johandy.
“Ha….ha….ha…. kau sungguh mengiurkan sayg!” tawa Bertrand menelan
ludah tak sabar ingin segera menikmati gilirannya. Johandy sekarang
membuka celana dalemnya sendiri, kemaluannya yg hitam besar 10 inci itu
terlihat tegak siap beraksi.
“Kenyal sekali…..ha…ha…ha…”seru Johandy sembari menerkam dan mulutnya
menciumi payudara perempuan itu dgn buas. Badan Asmiranda
mengeliat-liat membusur, sementara payudaranya diremas-remas sampai
merah. Lidah Johandy menelusuri payudara Asmiranda, lalu turun ke daerah
perut dan menjilati pusarnya. Beberapa waktu kemudian sembari tersenyum
sinis, mata Johandy memelirik kearah paha Asmiranda.
“Oooohhh….jangan…..aaahhhh….” hiba Asmiranda ketakutan tak berani membaygkan diperkosa oleh kelima bajingan kekar dan berotot.
Lalu tangan Johandy mulai memelorot celana dalem Asmiranda. Perempuan itu berusaha mempertahankannya,
“Ha..ha…ha…percuma kau berontak manis!” ejek Johandy sewaktu
Asmiranda berontak sekuat tenaga, namun Bertrand dan Morgan makin erat
memegangi tangan Asmiranda, perlahan- lahan celana dalemnya terlepas,
rambut kemaluan Asmiranda terlihat sewaktu celana dalem berwarna pink
itu dari pinggul dilorot turun kepahanya dan akhirnya terlepas.
“Cihuuuiiii……Ha…ha…ha….PARTY TIMES… ha…ha…ha….” Teriaknya sembari
memutar-putar celana dalem itu, lalu dicium dalem-dalem menikmati
aromanya dan dilemparkan kelantai. Mata Johandy jelalatan memandangi
Asmiranda yg telanjang bulat terlentang diatas meja. Asmiranda lemas
karena ketakutan, ia tak berani membaygkan para bajingan itu akan
‘menelan badannya ramai-ramai’. Para bajingan makin ramai menyorakinya,
mata mereka jelalatan memandang setiap lekuk badan Asmiranda. Morgan yg
tadi memegangi tangan Asmiranda digantikan oleh Bertrand.
“Oooooh…..aaaahh….am…pun…..aaaah…jang… an…aaahh..” hiba tangis Asmiranda.
“Diam!….THERE’S GOING TO BE A BIG PARTY IN YOUR PUSSY
TONIGHT…..Ha…ha…ha…kita lihat siapa yg paling hebat bercinta dgnmu!”
ejek Morgan mendekati Asmiranda sembari mengeluarkan pisau lipat.
Asmiranda semakin ketakutan sewaktu Morgan memainkan pisau itu
diantara payudaranya sembari tersenyum sinis memandang badannya. Pisau
itu bergerak kearah puting buah dadanya dan diputar-putar mengelilingi
belahan payudara Asmiranda yg naik-turun karena napasnya tak beraturan.
Hal itu membuat para bajingan benar-benar terangsang. Pisau itu terasa
dingin di payudara Asmiranda, lalu pisau itu bergerak kearah perut
perempuan itu dan turun ke daerah bawah pusar perempuan itu. Edi
menyeringai penuh arti sewaktu mengetahui apa yg akan dilakukan oleh
Morgan dgn pisau lipatnya.
“Ayo Dan…, cukur sampai habis…..ha…ha…ha…ha…” seru Edi kegirangan.
“Aaaahh…..ohhhh…jangan….aaah….” teriak Asmiranda sembari berontak,
namun para bajingan itu makin mempererat pegangannya, sementara pisau
lipat itu dgn buas mulai beraksi mencukur rambut kemaluannya.
Baca Kelanjuta Cerita Seks Nya http://beraniseks.com/
“Ha…ha….ha… kesempatan yg langka ini tak akan kami lewat begitu saja.
Ayo manis berteriaklah semaumu, tak akan ada yg mendengarmu waktu ini.”
Ejek Johandy sembari menerkam payudara Asmiranda, diremasnya kuat-kuat
membuat perempuan itu mengerang kesakitan sementara Morgan mencukur
rambut kemaluannya tanpa foam pelicin sehingga Asmiranda merasa perih.
Bertrand, Parkingson dan Edi yg memegangi kaki dan kedua tangan Asmiranda tertawa melihat perempuan itu meronta-ronta.
“Aaaaaagggg….aaaaoooohh….ooooohhh…oohh.. .” desah Asmiranda
payudaranya diremas-remas oleh Johandy. Suara desahan itu membuat para
bajingan itu makin terangsang.
Dgn buas pisau Morgan beraksi, dalem beberapa menit saja rambut
kemaluan Asmiranda telah tercukur habis. Daerah kulit bawah perut
Asmiranda yg tadinya ada rambut kemaluannya terlihat memerah. Morgan
tersenyum puas, Johandy segera maju sembari mementang kaki perempuan itu
lebar-lebar, sekarang ia berada diantara pahanya , memandang kemaluan
Asmiranda yg terlihat jelas karena rambut disekitar daerah itu habis
tercukur.
“Ha…ha…ha…payudaramu sungguh lezat, NOW I’LL EAT YOUR PUSSY!” kata
Johandy sembari menjilatkan lidahnya sementara matanya melirik kearah
kemaluan Asmiranda.
“Oooooh….lepas…kan….jang…an ..oooOOAAHH!” tangis Asmiranda terhenti
sewaktu Johandy mulai menjilatinya. Lidah itu seakan menjulur panjang
menjelajahi lorong kemaluan Asmiranda. Badan perempuan itu
mengelinjang-gelinjang, sementara lidah Johandy bergerak seperti cacing
menggali lobang.
“Oooooohhhhh…aaaauuuuoooo…oooouuu…aaaah. ..” Desis Asmiranda
sementara kepalanya hanya bisa menggeleng ke kiri dan kanan. Badan
Asmiranda bergetar, tangannya mengepal erat-erat, Morgan menciumi leher
dan daerah sekitar ketiak, sembari tangannya mencubit puting buah dada
perempuan itu. Parkingson melepaskan kaki perempuan itu, dan ikutan
mencumbu perut Asmiranda. Lidah Parkingson menjilati pusar perempuan
itu.
“Uuuuuuhhhh….oooouuh…ooohhh…” suara desah Asmiranda makin keras, sewaktu lidah Johandy masuk makin dalem dikemaluannya.
“Ha…ha…ha….percuma kau berontak sayg, mau tak mau kau akan menikmati pesta ini!” ejek salah satu bajingan.
Payudara Asmiranda memerah dan mengembang karena remasan tangan Morgan.
Johandy makin bersemangat, sewaktu kemaluan Asmiranda mulai
berlendir. Lidah itu menjelajah makin dalem bersamaan dgn pekik desah
Asmiranda. Morgan masih mengulum payudara perempuan itu. Putingnya
disedot kuat-kuat, membuat perempuan itu mengeliat menahan rasa nikmat
dan sakit yg bercampur menjadi satu. Tanpa disengaja dari puting
payudara Asmiranda keluar cairan putih seperti buah dada. Morgan lebih
bersemangat lagi menyedoti cairan itu, sementara tangannya meremas-remas
payudara Asmiranda agar keluar lebih banyak.
“Uuuuggghhhh……uuuuuhhhh….uuuhhhh….aaauuuhh hhh….” desis Asmiranda dgn napas tersedak-sedak.
“Ha…ha…ha….ternyata badanmu menghianatimukan? Diam-diam kau
menikmatinya……BITCH!!!!” ejek Morgan sembari menyedoti payudara
Asmiranda, kanan-kiri.
Lonceng berbunyi menunjukkan pukul 21:30. Rupanya para bajingan itu
senang bermain-main dgn badannya dan berniat melakukan WARMING-UP
sebelum memperkosanya. Asmiranda hanya bisa mengeliat-liat dikerubuti
para bajingan yg kekar. Lidah Johandy dgn lahapnya menjilati kemaluan
Asmiranda. Tak puas hanya lidah, sekarang jari tangan Johandy ikutan
beraksi. Jari tengah dan telunjuk Johandy masuk di lobang kemaluan
perempuan itu, diputar-putar seolah-olah mengaduk-aduk kemaluan
Asmiranda, sementara lidahnya ikut menjilati bibir kemaluan Asmiranda.
“Aaaauuuuhhhhh……uuuuuhhh…..aaahhhh” desah perempuan itu makin keras,
membuat para bajingan itu tertawa mengejek ketak berdayaannya. Jari
tangan Johandy menusuk masuk dan bermain-main dgn klitorisnya, membuat
Asmiranda mengelinjang-gelinjang. Mata Asmiranda terpejam, kepalanya
menggeleng ke kiri kanan, Parkingson menciumi pusarnya, tangan Morgan
meremas-remas payudaranya. Setelah puas bermain-main, Johandy mementang
kedua kaki Asmiranda.
“Johandy mau pakai kondom?” tanya Bertrand. Johandy menolak usul Bertrand.
“NO WAY….Ha…ha…ha….I WANT TO FEEL SKIN TO SKIN…ok sekarang waktunya
manis… NOW LETS SEE JUST HOW TIGHT YOUR CUNT IS!” Johandy mengangkat
pinggul Asmiranda tinggi-tinggi. Kemaluannya sekarang digesek-gesekkan
disekitar bibir kemaluan Asmiranda berusaha menyibak belahannya. Mata
perempuan itu terbelalak kaget sewaktu merasakan kepala kemaluan Johandy
yg besar dan hangat. Gagang kemaluan itu berdenyut-denyut dibibir
kemaluannya.
“Ohhh…ohhhh sekarang waktunya!” pikiran Asmiranda melayg jauh sewaktu Johandy mulai beraksi menindih badannya.
“Ayo Johandy cumbu dia sampai mampus……Cihuuui!!!” para bajingan itu memberi semangat.
Johandy merasakan rasa hangat yg mengalir pada kepala gagang
kemaluannya yg sudah menancap tepat pada pintu lubang kenikmatan milik
perempuan itu. Johandy menekan perlahan, seperempat dari bagian kepala
kemaluannya mulai terbenam ….Asmiranda menahan napas …. ditekan lebih
dalem lagi …. separuh dari bagian kepala kemaluannya melesak masuk ….
dgn lebih bertenaga Johandy mendesak gagang kemaluannya untuk masuk
lebih dalem lagi.
“Ayo Johandy! sedikit lagi! Masukin saja semua! Biar dia rasain
Johandy!” Morgan menyoraki Johandy sembari meremas-remas payudara
Asmiranda.
“AAAgggh!!!!” Pekik Asmiranda merasakan sesuatu yg menyakitkan
dipangkal pahanya sewaktu seluruh kepala kemaluan Johandy sudah terbenam
kedalem liang hangat miliknya, dgn satu hentakan yg kuat, kemaluan
Johandy menyeruak masuk ke dalem kemaluan Asmiranda membuatnya memekik
kesakitan.
Sementara badai diluar mulai turun dgn deras dimulailah pesta
perkosaan itu. Asmiranda terlentang diatas meja bundar diruang tengah,
tangan dan kakinya dipegangi erat-erat oleh Bertrand dan Edi,
payudaranya dijilati, disedoti oleh Parkingson dan Morgan, sementara
kemaluan Johandy mengoyak-koyak kemaluannya dgn ganas.
“Aaagh…..aaahh….ooooh….ooohh…” suara rintih Asmiranda seiring dgn
gerakan ayunan pinggul Johandy yg kuat. Senti demi senti gagang kemaluan
Johandy menelusur masuk menerobos keketatan liang kemaluan Asmiranda yg
sudah basah berlendir itu. Setiap ayunan Johandy membuat badannya
mengelepar kesakitan karena kemaluan yg besar itu berusaha masuk lebih
dalem. Suara desahan Asmiranda membuat para bajingan itu makin bernapsu
menikmati badannya.
“Ayo Johandy…..genjot terus sampai mampus….. ha…ha…ha…” seru salah satu bajingan.
Johandy merasakan begitu ketatnya ujung kemaluannya terjepit di dalem
kemaluan Asmiranda, selang beberapa waktu kemaluan itu terhenti
menerobos keluar masuk.
“CAN’T SEEM TO GET MY COCK DEEP ENOUGH INTO YOU BABY!” Johandy mengatur posisi pinggulnya,
“YOU SO DAMN TIGHT!.” kemudian dgn satu hentakan yg kuat membuat gagang kemaluan itu hilang tertelan kemaluan Asmiranda.
“AAAaaaaggggkkk!!” suara lolong histeris Asmiranda sewaktu dgn satu
hentakan kuat tanpa masalah kemaluan itu beraksi lagi di liang kemaluan
Asmiranda yg berlendir, rupanya selaput perawan Asmiranda robek.
“Uuuugggghhhh…. SO YOU’RE STILL A VIRGIN? Ha…ha…ha….manis, kau tak akan melupakan pengalaman ini!” ejek Johandy,
Kemaluan itu dgn mudah menerjang keluar masuk dgn cepat, sementara
badannya menghentak hentak barbar diatas Asmiranda yg mendesah-desah tak
berdaya. Kemaluan Asmiranda terasa akan robek oleh desakan kemaluan
Johandy yg menyeruak masuk keluar dalem-dalem seperti membor kilang
minyak. Johandy melengkuh-lengkuh nikmat, pinggulnya berayun-ayun
memompa, kemaluan itu keluar masuk.
Kaki Asmiranda terangkat tinggi diatas meja terayun-ayun seirama
gerakan pinggul Johandy menghujamkan keluar masuk gagang kemaluannya yg
dgn barbar beraksi dikemaluannya.
Asmiranda berharap ia dapat pingsan waktu itu juga supaya tak
merasakan sakit yg tak terlukiskan itu. Para bajingan itu menyanyikan
lagu “ROW YOUR BOAT”.
“Aaaahhh…aaaahh….ammm….pun….aahh…
aaahh…aaahh….sakit..ahhhhh..aaaahhh….”jerit Asmiranda. Pinggul Johandy
bergerak seperti pompa. Kemaluan itu keluar masuk seiring desahan
Asmiranda.
“Ayo Johandy coblos terus, coblos…coblos…woooo… wooooo BABY….” teriak Morgan sembari menciumi dada perempuan itu.
“Delapan puluh delapan……delapan puluh sembilan….sembilan puluh…Ayo…”
dgn semangat Edi menghitungi setiap hujaman kemaluan Johandy.
“Aaaaahhh….wahhhhaaa….aaaah….uuuuh… uuugh….” pekik Asmiranda,
sementara Johandy berayun-ayun diatas badannya. Perempuan itu hanya bisa
terisak-isak. Suara petir menyambar di sela-sela badai.
“YEAAAHHH. HOW’S IT FEEL, BABE, HOW’S IT FEEL WITH A REAL MAN’S BIG
COCK IN YOUR BELLY? OOOOOOOOOOOOO YOU FEEL SO GOOD, SO HOT.” ejek
Johandy sembari memaksa Asmiranda yg mendesah untuk melihat kemaluannya
mengenjot keluar masuk lorong kemaluannya.
Asmiranda bisa merasakan setiap inci dari otot digagang kemaluan Johandy bergerak menelusuri lorong kemaluannya.
“Uuuh…uuuh….uuaah…” lengkuh Johandy, sudah sekitar setengah jam dia
berayun-ayun diatas perempuan itu, keringat membasahi badan keduanya,
namun gerakan pinggulnya tetap ganas, kemaluannya menyodok-sodok
dikemaluan Asmiranda, tangannya menggeraygi pahanya dgn liar.
Sementara itu Morgan membuka celana panjang dan celana dalemnya
sendiri, kemaluannya panjang, (namun tak sebesar Johandy sekitar 8.7
inci) sudah tegak menegang. Parkingson masih asyik menyedoti puting
payudara Asmiranda. Sesekali perempuan itu berusaha memberontak, namun
Edi dan Bertrand mempererat pegangannya. Johandy melengkuh-lengkuh
nikmat di atas badan Asmiranda yg mengeliat-liat menahan berat badan
Johandy yg menindihnya.
“Seratus enam puluh enam…… seratus enam puluh tujuh…..seratus enam
puluh delapan…..ayo Johandy taklukan dia….ha…ha…ha…” Edi menyemangati yg
langsung diikuti oleh para bajingan yg lain.
“Seratus tujuh puluh tiga….seratus tujuh puluh empat…seratus tujuh
puluh lima….” Para bajingan yg lain ikutan menyemangati Johandy.
Badan dan payudara Asmiranda berguncang-guncang seirama dgn hentakan
genjotan Johandy yg makin liar. Kemaluannya terasa terbakar oleh gesekan
kemaluan Johandy yg buas.
“Aaaaaaahhhh…..aaaaaa….aaaaaahh…..aahhhh…. ..ooooohhh” Asmiranda melolong menahan sakit.
“Ayo…….ayo….seratus delapan puluh delapan…..seratus delapan puluh
sembilan….seratus sembilan puluh….ha…ha…ha…” Edi memberi semangat.
“Uuuuaah….uuuuuh….uuughh…badanmu nikmat sekali!” Johandy mengejek
Asmiranda yg mengigit bibirnya menahan sakit. Pinggulnya maju mundur
diantara selangkangan perempuan itu. Parkingson dgn gemas mengigit
puting payudara Asmiranda, sementara tangannya yg satu meremas- remas
payudara sebelah kanan.
“Aaaaahh……uuuughhh…..uuughh…uuukkkh….ooo uuuughh…” rintih Asmiranda, sementara gerakan Johandy mulai pelan, tapi mantap.
“Seratus sembilan puluh enam…..seratus sembilan puluh tujuh….” Semua
bajingan menyemangati Johandy. Gagang kemaluannya keluar masuk dgn
barbar.
“”I’M COMING, BABY!” lengkuh Johandy.
“OH GOD! NO, PLEASE ! NOOOOO!! NOO! DON’T COME INSIDE ME!!! NOOO,
PLEASE!!!!…..AAAKKKHHHH!” kepala Asmiranda terjengkang keatas, sementara
terdengar suara lolong kesakitan sewaktu gagang kemaluan itu menghujam
dalem-dalem dikemaluannya.
Dgn satu hentakan kuat Johandy mencapai klimax, kemaluannya menyemburkan sperma dalem lorong kemaluan Asmiranda.
“Uuuuuugggh…..ha…ha…ha….bagaimana?” ejek Johandy sembari mencabut kemaluannya dgn perkasa.
“kau akan digilir sampai pagi!!…..ha…ha…ha…NEXT!!!” seru salah satu bajingan.
Sementara itu kilat diluar menyambar-yambar, waktu itu pukul 22:25.
Asmiranda hanya bisa terisak-isak, Morgan maju sembari menyeringai.
Tanpa perlawanan yg berarti, Morgan sudah berada di antara selangkangan
perempuan itu.
“Ha…ha…ha…IS MY TIME TO RIDE, BABY I’M GONNA TAKE MY TIME AND FUCK
YOU NICE AND SLOW. LET’S SEE HOW LONG I CAN KEEP MY DICK HARD IN THIS
WONDERFULLY TIGHT CUNT OF YOURS. SEE HOW LONG I CAN KEEP YOU MOANS…..!”
ejek Morgan, sementara gagang kemaluannya dgn mudah masuk ke kemaluan
Asmiranda. Morgan memulai gerakannya, pinggulnya bergerak memutar,
memastikan kemaluannya masuk penuh, beritaseks.com lalu bergerak maju
mundur perlahan tapi dalem. Pinggulnya berayun-ayun pelan dan mantap,
diantara kedua paha Asmiranda yg terbuka lebar, sembari meremas-remas
payudaranya. Kadang jari-jari tangan Morgan melintir-lintir puting buah
dada perempuan itu, badan Asmiranda hanya bisa mengeliat-liat, sementara
dari bibirnya yg terbuka terdengar suara erangan dan desah.
Kemaluan itu beraksi di kemaluannya, pinggulnya diangkat ke antara
pinggang Morgan yg maju mundur. Parkingson meninggalkan kerumunan menuju
kulkas diruang makan. Johandy duduk disofa, sembari melihat kawan-
kawannya beraksi diatas badan Asmiranda. Bertrand masih dgn erat
memegangi tangan kanan dan kiri Asmiranda, juga Edi yg memegangi kedua
kaki Asmiranda. Suara desah erangan perempuan itu bagai musik merdu
ditelinga mereka. Badan Asmiranda basah kuyup karena keringat, sementara
Morgan melengkuh-lengkuh nikmat.
“Ooooooooohhhhhh…….uuuuuuhhhhh…..uuuhhhh…. .uuhhh…..ha…ha…ha….” suara
Morgan, kemaluannya yg panjang tanpa ampun terus mengenjot kemaluan
Asmiranda. Payudaranya dijadikan bual-bualan oleh Morgan. Giginya
mengigiti putingnya dgn gemas, membuat Asmiranda menjerit kesakitan.
Terlihat bercak-bercak merah bekas cupangan disekitar leher dan dada
dibadan Asmiranda.
“Aaaahhh…..aaaaoooohhh….ooooohhhhhh…ooooohhh h…..” desah Asmiranda
merasakan kemaluan Morgan menusuk keluar masuk dikemaluannya. Sudah
sekitar lima belas menit Morgan beraksi, badan Asmiranda berguncang-
guncang seirama ayunan pinggul Morgan.
Pukul 23.10. Kilat dan guntur bersahutan diluar, membuat jalanan bertambah sepi.
“Hah…hah….hah……uuuggghhh…”lengkuh Morgan, sekarang ayunannya tak
perlahan seperti pertama, namun berirama cepat dan dalem. Kemaluan
Asmiranda terasa perih terbakar oleh gesekan kemaluan Morgan.
“Ha….ha…ha….. tunggu punyaku manis, YOU WILL LOVE IT!” seru Edi
sembari mengolesi kemaluannya sendiri dgn selei sehingga kepala kemaluan
itu terlihat gilap dan lebih besar dari yg sebelumnya.
“Uuuuuggghhhh…….uuuuuggghh…… uuuugggghhhh……”desah Asmiranda pendek
seirama keluar masuk kemaluan Morgan di kemaluannya. Edi meremas-remas
kemaluannya sendiri, sembari memandangi setiap lekuk badan Asmiranda.
“Ha…ha…ha….Ed, kau sudah tak sabar ya?……” tanya Bertrand sembari
matanya terkagum melihat kemaluan Edi yg makin besar, sehingga kepala
kemaluan itu seperti jamur.
“Oooooohhhhhh….uuugggghhh…..oooohh…… oooohh……..HERE I CAMEEE……!!!!”
jerit klimax Morgan, kemaluannya menghujam dalem-dalem sembari
menyemprotkan cairan putih.
“Aaaaaaakkkkkhhhhhhh……oooohhh……” pekik Asmiranda diantara lengkuhan nikmat Morgan.
Morgan mencium kening Asmiranda yg terlentang terengah-engah diatas meja.
“FUCK YOU BABE!…..ha…ha..ha….” ejek Morgan sembari mencabut kemaluannya.
Posisinya segera digantikan oleh Edi. Kepala kemaluan yg besar itu
digesek-gesekkan di antara paha Asmiranda. Edi memandangi badan
Asmiranda yg sintal dan mulus basah oleh keringat.
“LET’S GO TO HEAVEN, manis…ha…ha…ha….” Bersamaan dgn kata itu Edi
menciumi payudara Asmiranda, sementara tangannya mengesek-gesekkan
kemaluannya di bibir kemaluan perempuan itu.
Teriakan Asmiranda tertelan badai yg ganas, pukul 23.45. Asmiranda,
meronta-ronta badannya membusur digumuli Edi yg penuh napsu, sementara
para bajingan yg lain tertawa terbahak-bahak. Tangan Asmiranda yg
dipegangi oleh Bertrand,membuatnya tak bisa melawan, sehingga dgn
leluasa Edi menciumi badannya. Dari leher, lidah Edi terus menelusur
turun ke payudaranya, disedotnya kuat-kuat payudara perempuan itu,
membuatnya mengerang kesakitan, lidahnya menjilati dgn lahap cairan yg
keluar dari puting buah dada Asmiranda. Tiba-tiba dgn hentakan yg kuat
kemaluan Edi menerobos masuk kemaluan perempuan itu.
“Aaaaakkkkkkkhhhhh…….”Asmiranda berteriak kesakitan. Kemaluan itu
terus berusaha masuk penuh, Asmiranda bisa merasakan kepala kemaluan yg
besar itu berusaha masuk lebih dalem di kemaluannya.
“Uuuuugggghhhhh…..sempit sekali….uuuuaahh…
hhhaaaa….”seru Edi sembari terus mendorong masuk kemaluannya.
“Ayo…..Ed,……ha….ha…ha….masukkan semuanya….biar mampus dia!” teriak Johandy menyemangati Edi.
Sekarang kepala kemaluan itu sudah masuk, Edi diam sebentar merasakan
otot kemaluan Asmiranda yg berusaha menyesuaikan diri dgn kemaluannya.
Dinding kemaluan Asmiranda serasa meremas-remas kemaluannya, membuatnya
lebih tegang.
“Ha….ha…ha….kulumat kau, manis!” bisik Edi sembari mulai
menggenjotkan kemaluannya dgn barbar. Johandy menciumi leher Asmiranda,
Parkingson meremas-remas payudaranya, Morgan meratakan olesan selai,
sedangkan tangan Edi mementang pahanya agar lebih leluasa kemaluannya
bisa maju mundur diliang kemaluan Asmiranda.
“Aaaahhhh……aaahhhhhh…..aaaggghhhh… aaahhhhh…” lolongan desah
Asmiranda digarap ramai-ramai. Suara desah dan erangan Asmiranda
terdengar bagai musik merdu ditelinga para bajingan. Tanpa menghiraukan
Asmiranda yg sudah kelelahan, mereka terus berpesta menikmati badan
perempuan itu. Bagai menyantap hidangan lezat, mereka melahap dan
menjilati badan Asmiranda yg basah, mengkilat karena olesan selai dan
keringat. Kemaluan Edi menerobos keluar masuk dgn cepat, sementara
disetiap hentakan badannya terdengar erangan Asmiranda menghiba
kesakitan. Parkingson yg meremas-remas payudaranya sekarang mulai
menjilatinya penuh napsu, sedangkan putingnya disedoti agar keluar
cairan seperti buah dada, Johandy terus menciumi leher Asmiranda yg
jenjang.
“Uuugggh…….uuuuggghhh……..aauughh….. uuugghhh….uuuuggghhh….” rintih
Asmiranda, sudah sekitar lima belas menit Edi berpacu dgn birahi, peluh
membasahi badannya. Edi melengkuh-lengkuh penuh napsu, menikmati setiap
inci hujaman kemaluannya dilorong kemaluan Asmiranda.
“Haaah…..haaah….uuuggh…..bagaimana manis, asik bukan…..kau akan
digilir sampai pagi…ha…ha… ha….Haah….haaah….” seru Edi sementara
pinggulnya bergerak seperti memompa diantara kedua paha Asmiranda.
Payudara perempuan itu memerah diremas-remas dgn kasar oleh para
bajingan. Badan Asmiranda berguncang-guncang dgn ganas seirama ayunan
Edi.
“He…he…he…..payudaramu lezat sekali, ya…..kau akan membayarnya dgn
badanmu sayg!” ejek Parkingson sembari menjilatkan lidahnya keudara
sementara tangannya meremas-remas payudara perempuan itu dgn napsu.
Asmiranda hanya bisa terisak-isak sembari menahan sakit disekujur
badannya yg basah kuyup karena keringat dan selai. Kemaluan Edi makin
ganas menggenjot perempuan itu.
“Aaaauuh…..aaagggh……uuuuugggghhhh… uuuughhhhh….” pikik desah
Asmiranda. Kemaluannya terasa panas dan perih oleh gesekan kemaluan Edi
yg barbar.
Badai masih ganas, didekat lantai meja makan, terlihat BH dan celana
dalem Asmiranda berserakan sementara diatas meja Asmiranda diperkosa dgn
ganas oleh lima bajingan yg kekar, beritaseks.com badannya dipentang
dan dijilati penuh napsu. Payudaranya dicengkram dan diremas-remas,
lehernya diciumi, puting dan pusarnya dijilati, sementara Edi
melengkuh-lengkuh nikmat, perempuan itu hanya bisa merintih dan mendesah
karena kemaluan besar dan hitam beraksi menghentak-hentak barbar keluar
masuk diantara selangkangannya. Waktu menunjukkan 24:16 Edi sudah
hampir mencapai klimax, irama ayunan pinggulnya makin cepat tanpa
perduli Asmiranda yg terengah-engah kelelahan, Parkingson menggigit
puting payudaranya, membuat Asmiranda mengerang kesakitan.
“aakkkh….aaahh…ooooohhhh…” rintih Asmiranda diantara lengkuh nikmat Edi.
“Huuuh…uuuhhh…..uuuuhhh…..uhhhh…. HUUAAAHHHH…..” jerit Edi mencapai
klimax, dgn satu hujaman yg kuat, kemaluannya masuk hilang tertelan
dilorong kemaluan Asmiranda.
“Aaaaakkkkhhhh….” jerit Asmiranda tertahan, badan perempuan itu
mengeliat kejang, lalu lunglai, pingsan kelelahan, sementara kemaluan
itu menyemburkan banyak sprema dalem kemaluannya. Peluh menetes dari
badan Edi yg masih menindih perempuan itu.
“Ha…ha…ha….badanmu sungguh menggairahkan sekali…” Raut wajahnya
terlihat puas, beberapa waktu kemudian Edi mencabut kemaluannya, sembari
mencium leher Asmiranda yg masih pingsan. Parkingson siap-siap maju
mengambil posisi.
“Biarkan dia istirahat dulu, nggak enak kalo nggak ada perlawanan” Cegah Johandy.
“Kita beri dia obat perangsang saja!” usul Bertrand sembari tersenyum penuh napsu.
“Jangan, kita simpan itu untuk yg terakhir” Johandy duduk disofa.
Beberapa menit kemudian, sekitar pukul 24:40, Asmiranda yg baru saja
siuman dibopong ramai-ramai menuju kamarnya, disana perempuan itu
dilempar ke ranjang dan langsung diterkam oleh para bajingan yg sekarang
semuanya sudah telanjang bulat. Perempuan itu berusaha berontak
melarikan diri, namun dgn cekatan para bajingan itu menerentangkan badan
Asmiranda. Perempuan itu berteriak ketakutan sewaktu para bajingan dgn
buas menggumuli badannya.
“Aaaahhhh…..aampun…..aaaahhhh….”hiba Asmiranda, sementara Edi dgn
kasar mulai meremas-remas payudara kanannya. Johandy berusaha mencium
bibirnya yg merah merekah. Morgan menjilati dan menyedoti puting sebelah
kiri.
“Aaaaduuuhh…aaaaawww…aaaahhh…..ja…. ja….ngan…”teriakan Asmiranda tak
digubris. Parkingson maju mengambil posisi diantara kedua kakinya,
tersenyum sinis sembari membungkuk menciumi leher perempuan itu.
Asmiranda mengeliat-liat tak berdaya. Lidah Parkingson menelusur turun
dari lehernya menuju perutnya Asmiranda.
“Aaaaaahhh…..le…paskan…..aaaahhh” jerit Asmiranda ditengah kerubutan
bajingan. Parkingson mulai menjilati daerah pusar Asmiranda.
“Manis…tadi kulihat kau suka disco! bagaimana kalo sembari diputarkan
lagu…hmmm?… disco…rock…atau metal?….OK metal saja!” Bertrand mengejek
Asmiranda. Beberapa waktu kemudian terdengar lagu metal, membuat para
bajingan itu lebih bersemangat menikmati setiap lekuk badan Asmiranda.
“Ha…ha…ha…manis, kami masih belum puas!” ejek Parkingson. Bertrand membaca surat yg ditemukannya dimeja rias pinggir ranjang.
“Hmmmm…..SO YOUR NAME’S Asmiranda McCatry…. INTERESTING….” gumam
Bertrand sembari melihat Asmiranda yg mendesah-desah tak berdaya
dijilati dan diciumi kawan-kawannya. Beberapa waktu kemudian Bertrand
naik keatas ranjang, berbaring disamping perempuan itu.
“Nah Asmiranda sayg, ARE YOU READY TO LOSE YOUR VIRGINITY IN ANOTHER
HOLE? kau benar-benar beruntung manis! kau pasti puas!” kata Bertrand
sembari menjilat muka perempuan itu yg menangis ketakutan. Bertrand
merangkul badannya dari samping dan digulingkan menghadapkan keatas
terlentang sehingga posisinya sekarang dibawah Asmiranda.
“Hai….sayg pestanya dilanjutkan. Manis kau pikir tadi sudah yg paling
sakit, tunggu yg ini kau akan rasain sakit yg sebenernya!” kata Morgan
sembari menerkam gemas payudaranya.
“Dan sekarang kau dapat kehormatan manis BECAUSE I’LL TAKE YOUR ASS VIRGINITY!!” mata Asmiranda terbelalak ketakutan.
“Oooohhh….jang…aan…PLEASE!!!!” hiba Asmiranda disela isak tangisnya.
“Asmiranday kau akan merasakan sesuatu yg belum pernah kau baygkan sebelumnya sayg!” ejek Bertrand.
Perempuan itu berusaha berontak sekuat tenaga, tapi kerubutan dan
remasan dipayudaranya membuatnya tak bisa berkutik. Asmiranda didudukkan
tepat diatas badan Bertrand, bajingan itu mengarahkan kemaluannya yg
tegak di lobang dubur perempuan itu dan segera dihujamkan dalem dubur
Asmiranda tanpa pelumas sehingga membuatnya menjerit kesakitan.
“AAAAKKKKKKKHHHHHH!!!!” lolong Asmiranda, sementara kemaluan Bertrand
(10 inci) masuk penuh dalem duburnya, sekarang perempuan itu dipaksa
tidur terlentang. Parkingson diatas menindihnya sementara Asmiranda
meronta-ronta kesakitan, duburnya terasa sakit oleh gagang kemaluan
Bertrand yg berada dibawahnya. Parkingson yg sudah puas menjilati perut
Asmiranda, sekarang mementang kedua paha Asmiranda, mengarahkan
kemaluannya (8 inci) ke lorong kemaluan perempuan itu. Apa daya tenaga
seorang perempuan yg dikeroyok lima lelaki kekar, dgn mudah
masing-masing tangan Asmiranda diikat dgn tali BH dijeruji pilar
ranjangnya agar tak bisa berontak.
Parkingson segera memasukkan kemaluannya ke kemaluan Asmiranda yg masih meronta-ronta, sembari tertawa terbahak-bahak.
“Ha….ha…ha…. sayg sekarang kau rasakan ini!” sembari berkata seperti
itu, Parkingson dan Bertrand mulai menggoygkan pinggul mereka. Kemaluan
Bertrand bergerak naik-turun didubur sedangkan kemaluan Parkingson
menyodok keluar masuk seirama nada metal yg makin bersemangat. Teriakan
perempuan itu tertelan oleh bunyi halilintar yg keras. Usaha Asmiranda
untuk berontak membuat ikatan ditangannya makin erat dan menyakitkan.
Badan Asmiranda meronta-ronta kesakitan, tanpa disadarinya gerakannya
itu makin membuat Parkingson dan Bertrand yg memperkosanya makin
terangsang. Badannya mulai menggelinjang kesana kemari, pinggulnya
bergerak-gerak ke kanan, kiri, memutar, sementara Bertrand yg dibawah
mempertahankan kecepatan ritme keluar masuk gagang kemaluannya didubur
Asmiranda. Suara kecipak akibat gesekan kemaluan mereka berdua semakin
terdengar. Sodokan gagang kemaluan Bertrand didubur Asmiranda membuat
badan perempuan itu meliuk-liuk tak beraturan dan semakin lama semakin
bergerak naik seolah menantang kejantanan Parkingson.
“Ha…ha…ha….Asmiranday kau suka ya? Nih akan kumasukkan lebih dalem
lagi! HAAAHHHH!!!!” teriak Parkingson sembari bertumpu pada remasan
tangannya dipayudara perempuan itu ia menyodokkan kemaluannya lebih
dalem ke kemaluan Asmiranda.
“Oooooohhhh……aaahhh….aaahhhh…aahh…
ampun…amp..aaaaahhh…aaahh!!!!” erang Asmiranda kesakitan. Sementara
kedua kemaluan bajingan itu mengkoyak-koyak kemaluan dan duburnya,
begitu penuh napsu, ganas dan liar. Melihat pemandangan itu dan terbakar
oleh api birahi, para bajingan lainnya sembari tertawa terbahak-bahak
melihat ketak berdayaan Asmiranda, mereka meremas-remas kemaluan mereka
sendiri.
“Ohhh….ha…ha…ha….bagaimana sayg, bagaimana rasanya….puas nggak?
tenang pestanya masih lama….tunggu giliran kita…ha…ha…ha..” seru para
bajingan lainnya.
Beberapa menit saja kemaluan mereka sudah tegak tegang siap beraksi
kembali. Ranjang berderit-derit seirama musik metal dan gerakan mereka
yg barbar, Asmiranda ditindih ditengah-tengah mereka yg
menghentak-hentak berpacu dalem birahi. Gerakan Bertrand bagaikan
dongkrak memaksa badan Asmiranda mengelinjang keatas mengundang kemaluan
Parkingson masuk ke lorong kemaluannya, sedangkan gerakan Parkingson yg
seperti memompa dari atas menekan kebawah sehingga kemaluan Bertrand
masuk penuh, begitu seterusnya, membuat perempuan itu terengah-engah
menahan rasa sakit di dubur dan kemaluannya sekaligus. Bertrand menciumi
leher, tengkuk, telinganya penuh napsu.
“Uuuggh…uuggh…uuuughhh….” rintih Asmiranda seirama ayunan kedua
kemaluan itu. Perempuan itu bisa merasakan seakan-akan kedua kemaluan
itu saling bertemu dan bergesekan didalem perutnya, hanya berbeda lorong
saja.
Parkingson dan Bertrand melengkuh-lengkuh nikmat. Payudaranya
diremas-remas dgn kasar sekali oleh Parkingson. Asmiranda merasakan
kesakitan, tapi remasan dipayudaranya membuatnya tetap tersadar. Para
bajingan yg lainnya bersorak-sorak menyemangati keduanya melahap badan
Asmiranda , Kemaluan-kemaluan mereka digesek-gesekkan di badan perempuan
itu. Waktu menunjukkan Pukul 01:20 sementara pesta perkosaan itu makin
brutal terbawa napsu birahi para bajingan. Badai diluar makin ganas dan
guntur sesekali menggelegar menelan teriakan Asmiranda. Johandy
menemukan lipstik dimeja rias dan dioleskan dgn paksa dibibir Asmiranda.
Baca Kelanjuta Cerita Seks Nya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar