Sekitar tiga bulan yang lalu om Heru mengajakku agar tinggal bersama
mereka, dengan alasan daripada aq harus kost di luar, labih baik aq
tinggal bersama om Heru saja karena dirumahnya ada kamar yang masih
kosong, kata om Heru memberi alasan.
Dua bulan kemudian, tante Fitri membawa keponakkanya ke rumah. Nama
keponakkan tante Fitri adalah firza, umurnya baru 15 thn, ia sudah kelas
2 SMK. Firza anaknya cantik, pintar, rajin dan baik hati. Suatu
Suatu hari, om Heru dan tante Fitri pergi menghadiri acara perpisahan
siswa kelas 3 di sekolah tempat om Heru mengajar. Om Heru sempat
mengajakku, anmun aq menolak dengan alasan aq lelah, lalu tante Fitri
mengajak Firza namun Firza pun juga menolaknya dengan alasan Firza lagi
ada tugas dari sekolah yang harus selesai malam ini karena besok tugas
itu harus segera dikumpulkan.
Cerita Dewasa – Sebelum om Heru dan tante Fitri
meninggalkan rumah, mereka tidak lupa berpesan pada kami untuk
berhati-hati, karena sekarang baru banyak pencuri yang berpura-pura
datang sebagai tamu. Setelah selesai berpesan, om heru dan tante Fitri
pun pergi sambil menyuruhku menutup dan mengunci pintu.
Sejak kepergian om Heru dan tante Fitri, keadaan rumah jadi hening,
kini hanya ada suara tv, namun volume tv sengaja aq kecilkan karena
Firza sedang belajar. Aq hanya duduk diruang tv menonton sebuah
sinetron. Aq sempat menyaksikkan adegan panas seorang laki-laki paruh
baya yang sedang asyik selingkuh dengan seorang wanita yang ternyata
teman kerjanya sendiri. Karena terlalu asyiknya aq nonton tv, sehingga
aq sangat terkejut ketika tiba-tiba ada sebuah tangan menepuk pundakku.
Cerita Mesum – Setelah kulihat ternyata Firza, ia
tersenyum manis sekali sambil menarik lenganku menuju kamarnya. Aq jadi
dag dig dug setelah melihat penampilannya, ia hanya mengenakan celana
pendek ketat dengan kaos yang super ketat, sehingga lekuk tubuhnya
tampak begitu jelas.
Sejenak aq terpana melihat bentuk tubuhnya yang nyaris sempurna.
Pinggangnya bagai gitar spanyol dengan paha yang kencang, bersih dan
mulus. Selain itu juga tampak toketnya sangat menantang. Sepertinya
ukuran Bra nya 34B. Pemandangan itu sempat mengundang pikiran mesumku
Bagaimana rasanya kalau aq menikmati tubuh Firza yang nyari sempurna
itu. Namun aq berusaha membuang pikiran itu karena aq pikir bahwa dia
adalah sepupu iparku, tinggal serumah denganku dan akupun menganggapnya
sudah seperti adikku sendiri.
“Adapa apa sih, Za..? kok kamu ngajak aq masuk kekamarmu?” kataku agak bingung.
Sebenarnya bukan karena aq menolak tetapi hanya karena grogi aja.
Maklum aq belum pernah sekalipun masuk ke kamar Firza sebelumnya.
“Kak, Firza mau minta tolong nih!” katanya sambil memandangku manja.
“Kakak mau nggak bantu aq ngerjain tugas ini, soalnya besok harus
dikumpulin.” kata Firza setengah merengek.
“Owhh, maksud kamu mau minta tolong agar aq bantuin kamu ngerjain tugas itu? baiklah.”
“Asyiiikkk, makasih banget ya kak.” kata Firza sambil mencium pipipku.
Kontan aq merasa seperti tersengat listrik karena meskipun usia sudah
hampir 25 thn, aq belum pernah merasakan di cium seperti itu oleh
seorang gadis, apalagi ciuman itu datangnya dari gadis secantik Firza.
Aq pun segera membantunya mengerjakan tugas itu sambil sesekali
mencuri-curi pandang padanya, namun sepertinya ia tidak meyandari kalau
aq memperhatikannya. Setelah hampir 1 jam mengerjakan tugas itu,
tiba-tiba Firza berhenti mengerjakan tugas itu. Ia mengeluh sambil
memegangi keningnya.
“Kak, kepala Firza pusing banget nih, boleh nggak kakak pijitin kepala Firza?” katanya sampil merapatkan tubuhnya ke dadaku.
Sempat aq merasakan gesekkan lembut dari toketnya.
“Emang kenapa kok Firza tiba-tiba kepalanya pusing
“Ayolah kak, tolong pijitin dong, kepala Firza pusing banget!”
“Ok, dengan senang hati lagi.” kataku penuh antusias. – cerita sex abg –
Lalu aq mulai memijit keningnya dengan kedua tanganku. Aq menahan
lehernya agar tubuhnya tidak bergoyang. Sesekali aq juga mengelus
pundaknya yang putih mulus.
“Kak, belakang leher Firza juga dipijit ya kak, solanya leher Firza
agak kaku nih.” katanya sambil mengarhakan tanganku ke lehernya.
Setelah beberapa menit aq memijitnya, ia lalu bangkit sambil menarik tanganku.
“Kak, Firza rebahan di tempat tidur aja ya? biar enak mijitnya.”
“Terserah Firza ajalah.” kataku sambil mengikuti Firza dari belakang.
Lagi-lagi aq terpana melihat pinggul Firza yang benar-benar aduhay.
Ia lalu berbaring telungkup di atas tempat tidur sambil menyuruhku
memijit leher dan punggungnya. Sesekali aq melihat tubuhnya
menggelinjang, entah karena sakit atau geli oleh pijitanku. Aq tak tau
pasti, yang jelas aq juga sangat senang memijit punggungnya yang seksi.
“Kak, Firza buka baju aja yah? Sekalian pakai balsem biar cepet
sembuh” – cerita mesum remaja – “Mungkin Firza masuk angin, kak” katanya
sambil membuka bajunya, lalu kembali berbaring di depanku.
Aq terpana lagi melihat kulit tubuhnya yang kuning langsat. Dalam
hati aq berfikir betapa bahagianya aq kalau kelak mempunyai seorang
istri secantik Firza. Aq terus memijitnya dengan lembut.
Sesekali aq memutar-mutar jari-jariku di tepi rusuknya. Setiap aq
meraba sisi rusukknya, ia kontan menggelinjang ke kanan dan ke kiri.
Kadang juga punggulnya ditarik. Maklum, ia belum terbiasa disentuh
laki-laki. Aq juga suda mulai merasakan batang kemaluanku mulai
memberontak dan kini sudah semakin mengeras. Tiba-tiba Firza membalikkan
tubuhnya menghadap kearahku.
“Kak, Firza buka aja Bra nya ya kak? gerah banget nih”
“Trserah Firza lah.” kataku
Kini kami saling berhadapan, ia berbaring terlentang menatap ke
arahku dan aq berlutut di sebelah kanannya. Firza tersenyum manja, Aq
pun membalas senyumnya, nafasku sudah mulai memburu. Sepertinya nafas
Firza juga sudah mulai memburu, kulihat toketnya yang nampak berdiri
kokoh dengan puting berwarna merah jambi kini sudah mulai naik turun. Aq
pun sempat grogi dibuatnya, bagaimana tidak, selama ini aq belum pernah
sama sekali melihat pemandangan seindah ini.
Dihadapanku kini tergeletak seorang gadis cantik yang tubuhnya begitu
memabukkan dengan desahan nafas yang membuat kemaluanku sudah
berkedut-kedut. Seakan-akan kemaluanku mau melompat menerjang tubuh
Firza yang terbaring menggelinjang-gelinjang, sungguh membangkitkan
gairahku. Kini detak jangtungku sudah tak beraturan lagi.
“Kakak kenapa?” katanya sambil tersenyum manja. – sex sedarah –
“Nggak, nggak apa-apa kok, Za…” kataku agag grogi.
“Sudahlah, ayo kak mijitnya yang agak keras dikit”
“Iya, ya” jawabku
Lalu aq mulai mengelus perutnya yang putih mulus itu, tanpa sengaja aq menyenggol toketnya.
“Achh..” katanya sambil menggelinjangkan tubuhnya. Aq dengan cepat memindahkan tangan, tetapi Firza kemabli menariknya.
“Nggak papa kak, terusin aja” katanya manja.
Wah wah…, malam ini benar benar malam yang sangat menyenangkan bagiku
karena tak pernah terlintas dalam benakku akan mendapat kesempatan
seperti ini. Kesempatan untuk mengelus-elus tubuh mulus Firza yang
sangat merangsang. ‘Aq tidak boleh melewatkan kesempatan seabik ini’
kataku dalam hati
Kini Firza semakin merasakan sentuhan jari-jariku, aq melihat dari
desahan nafasnya dan dari tubuhnya yang sudah mulai hangat. Entah iblis
mana yang membuat Firza lupa diri, di tiba-tiba menarik wajahku, lalu
mengusapnya dengan jari-jari lembutnya dan mulai mencium bibirku. Aq
hanya pasrah dan terus teran aq juga sebenarnya sangat menginginkannya,
namun selama ini hanya kupendam karena aq menghargainya dan
menganggapnya sebagai adik sendiri.
Namun saat ini pikiran itu telah lenyap dari otakku yang dialiri oleh
gelora birahiku yang menggelora. Ia terus menciumiku dan kini ia
melepas baju yang aq kenakan dan membuangnya di lantai
“Firza, ada apa ini?” tanyaku setengah tidak percaya dengan apa yang dia lakukan
Namun ia sudah tidak memperdulikan kata-kataku lagi. Melihat gelagat
Firza yang sudah diluar batas itu. Aq pun tak mau tinggal diam. Aq mulai
membalas ciumannya, melumat bibirnya dan menghisap lehernya yang mulus
itu. Aq merasakan batang kemaluanku semakin tegang mengeras dan
berkedut-kedut. Firza terus menciumi bibirku dengan nafas memburu. Aq
pun tak mau kalah, aq mulai meremas-remas toketnya yang masih padat
menantang itu. Kini aq mulai menghisap puting susunya.
“Oocchhh…” ia mendesah sambil menggeliat.
Kulihat Firza semakin menikmati perbuatannya. Sesekali ia menggerkkan
pinggulnya sambil medesah keenakkan. Firza melihat batang penisku yang
sudah mendonggkrak celanaku, ia lalu menyelipkan tanganya ke dalam
celana dalamku dan ia kini sudah menggenggam batang kemaluanku yang
tegang mengeras. Ia lalu melepas celana dan celana dalmku dan kemudian
membuangnya ke lantai. Ia kembali meraih batang kemaluanku dan
mengocok-ngocoknya.
“Oocchhh.. occhhh..” sungguh nikmat rasanya. Aq merasakan batang kemaluanku semakin tegang semakin keras.
“Ia terus memainkan batang kemaluanku yang sudah berkedut-kedut dan mulain mengeluarkan cairan bening.
Aq pun tak mau ketinggalan. Aq menyelipkan jari-jariku ke
selangkangannya. Aq merasakan lubang memeknya sudah basa Rupanya ia
sudah benar-benar terangsang dengan permainan kami. Dengan nafas tak
beraturan, aq melepas celana Firza lalu mengelus-elus pahan mulusnya.
Aq sudah tak sanggup menahan nafsuku yang sudah melambung tinggi.
Dengan sekali tarik, aq berhasil melepaskan celana dalamnya Firza. Kini
ia bugil. Aq terpana sejenak melihat tubuhnya yang kini tanpa sehelai
benang, dengan kulit kuning langsat, halus, mulus, bersih dan bentuk
tubuh yang sangat sexy sungguh nyaris sempurna. Aq benar-benar tak tahan
melihat memeknya yang ditumbuhi bulu-bulu tipis dan halus dengan
bentuknya yang mungil berwarna coklat agak kemerah-merahan.
Kembali batang penisku berkedut, seakan memberontak ingin segera
menrjang lubang memek Firza yang masih terkatup rapat. Aq sangat gemas
melihat lubang memeknya dan kini aq mulai mengelus-elus bibir memeknya
dan klitnya. Lubang memek Firza sudah sangat basah dan licin. Aq melihat
Firza semakin terlelap dalam gairah nafsunya. Ia hanya mendesah nikmat.
“Oocchh.. ooch… aahh.. aahhh…” aq terus menjilati klitnya.
Ia hanya mendesah kenikmatan.
“Ooocchhhh… ohhh…” sambil mengangkat-angkat pinggulnya.
“Kak, ochh.. ayo masukin kak, udah nggak tahan nih..” sambil meraih batang kemaluanku dan menuntunnya menuju bibir memeknya.
“Iya Za…” lalu membuka kedua kakinya.
Kemudian kulipat kakinya dan menyuruhnya supaya ia mengangkangkan
lebar kedua pahanya. Aq lalu menarik pantatku dan merapatkan ke
selangkangannya. Ia dengan cepat meraih batang kemaluanku lalu
menempelkannya di bibir memeknya yang masih sangat rapat namun sudah
basah dan licir oleh lendir memeknya.
“Pelan ya kak,, Firza belum terbiasa”
“Iyaa Za…” kataku sambil mencium bibirnya.
Aq kemudian menusukknya pelan-pelan.
“Aaaacchhhh… sakit kaakkk”
“Tahan Za….”
Aq lalu kembali menusukknya dengan pelan dan kini batang kemaluanku
sudah bisa masuk setengahnya. Firza hanya menggelinjang dan menggigit
bibir bawahnyha. Aq terus menusuknya sambil memeluk tubuhnya. Sesekali
aq menghentakkan agak keras.
“Aaaacchhh… sakiitttt kak… pelan-pelang dong kak!”
“Iya Za,,, tahan ya…” aq coba menenangkannya sambil memeggang erat pinggulnya.
“Aaghh…” Firza merintih keras.
Ia meukul-mukul dadaku dengan keras sambil menarik pantatnya.
“Aduuuhhh kak… sakitttttt…”
Kurasakan batang kemaluanku menmebus sesuatu yang kenal di dalam
lubang memeknya. Rupanya batang kemaluanku telah berhasil menmbus
selaput darahnya. Dari lubang memek Firza tampak mengalir darah segar.
“Aq terus mengocok maju mundur sambilo menciumi bibirnya dan
meremas-remas toketnya yang menantang itu. Sesekali kulihat dia
merapatkan kedua pahanya sambil menggigit bibrnya. Memek Firza sungguh
nikmat, kurasakan memeknya semakin basah dan licin, namun tetap aq
merasakan batang kemaluanku terjepit kuat dan kadang seperti
dihisap-hisap oleh memeknya Firza. Kini aq merasakan batang kemaluanku
sudah berkedut-kedut sepertinya ingin menyemburkan seseuatu, namun aq
tetap menahannya dengan mengurangi irama permainanku.
“Oocchh… terus kak… teruss…” ia menggelinjang.
Aq melihat kedua kakinya mengejang. Gerakanku kembali kupacu, membuat
toketnya bergoyang-goyang dan sepertinya semakin membesar berwarna
kemerah-merahan.
“Oocchh.. ochh.. kak cepat kak,, cepatttt kakk” sambil menggelinjang.
Ia merapatkan kedua pahanya. Dia mulai menggerak-gerakkan tanganya
mencari pegangan. Akhirnya ia memelukku erat dan megangkat kedua
kakinya. Sambil menggigit bibir bawahnya, ia memejamkan matanya. Aq
meraskan kalau kini tubuhnya sudah mengejang kaku dan hangat. Akhirnya
Firza memelukku erat dan mengangkat pantatnya sambil mengerang.
“Aaaarrrgghhhh…” aq merasakan tubuhnya bergetar dengan hebatnya dan
sepertinya ada sesuatu yang hangat menyentuh batang kemaluanku, rupanya
Firza meraih orgasme.
Aq pun semakin tak kuat menahan denyutan dari bantang kemaluanku,
akibat kenikmatn yang diberikan Firza sangat luar biasa, batang
kemaluanku semakin berkedut-kedut hebat dan kini aq benar-benar tak
sanggup lagi untuk menahannya. Lalu aq mempercepat kocokkanku dan
menusuk batang kemaluanku lebih dalam lagi sambil menarik tubuhnya denga
erat ke dalam pelukanku.
Aq merasakan kenikmatan yang sangat luar biasa itu. Kini semuanya mengaliri dan menggetarkan sekujur tubuhku. Akhirnya,
“Creett.. creett.. crettt.. creetttt…..” menyemburlah pejuhku di dalam lubang memek Firza.
Aq sempat bingung dan takut karena telah menikmati tubuh Firza secara
tidak sah. Namun rasa nikmat yang luar biasa itu menyingkirkan pikiran
itu. Aq hanya tersenyum lalu mencium bibir Firza dan mengucapkan terima
kasih pada Firza. Tampak tubuh Firza penuh peluh tetapi terlihat
wajahnya berseri-seri karena puas. Firza hanya merapatkan kedua tanganya
ke sisi tubuhnya.
Ketika aq mengeluarkan batang kemaluanku dari lubang memeknya ia
hanya tersenyum saja. Ya ampun, aq melihat di sprey Firza terdapat
bercak darah keperawannanya. Tetapi segera Firza bangkit dan
menenangkanku
“Tenang, kak, nanti biar aq cuci, tidak akan ada yang mengetahuinya”
Katanya sambil meletakkan jarinya di bibirku. Kami berdua lalu menuju
kamar mandi. Disitu kami berdua masih sempat melakukan sekali lagi, lalu
akhirnya kami berdua kemablai mandi dan kembali ke kamarnya Firza.
Setelah aq mengambil pakaianku, aq pun menuju ruang tamu. Tak lama
kemudian keluarlah Firza dari dalam kamarnya lalu mengajakku makan malam
berdua. Katanya, ia sengaja duluan makan karena tidak ingin bertemu
dengan om Heru dan tante Fitri malam ini. Mungkin Firza malau dan takut
kalau perbuatan kami berdua ketahuan. Setelah makan, Firza kembali
kekamarnya. Entah ia tidur atau belajar, aq tak tau pasti.
Tak lama kemudian, om Heru dan tante Fitri datang. Mereka
menceritakan keadaan di pesta itu yang katanya cukup meriah sekali
dibanding thn lalu karena thn ini siswanya lulus 100% dengan nilai
tertinggi di kota kami. om Heru menanyakkan Firza, tetapi aq katakan
mungki ia sudah tidur sebab tadi setelah makan malam ia sempat
mengatakan padaku bahwa ia lelah. Om Heru hanya mengangguk lalu
melangakah menuju kamarnya, katanya ia juga sudah makan dan kini ia pun
ingin segera istirahat.
Aq tersenyum puas dan kemabli menonton tv sebentar, lalu aq masuk ke
kamarku. Di dalam kama, aq tak bisa memejamkan mata membayangkan
kejadian yang baru saja terjadi. Malam ini aq sangat senang karena telah
merasakan sesuatu yang sebelumnya tidak pernah aq rasakan dan
pengalaman yang indah ini tentu tidak akan pernah aq lupakan semasa
hidupku.
Baca Cerita Seks Disini Cerita Seks
Tidak ada komentar:
Posting Komentar